Thailand merupakan salah satu negara yang menjadi kekuatan ekonomi yang pantas diperhitungkan di ASEAN dan Asia. Sebab kondisi ekonomi Thailand tampak stabil dan kuat meskipun sering dilanda gaduh politik. Kegaduhan politik di Thailand disebabkan oleh rezim pemerintahan yang datang dan pergi relatif cepat.
Bahkan pergantian rezim tersebut terjadi tidak melalui pemilu melalaikan karena kekuatan massa. Tak jarang militer juga ikut campur, padahal sebetulnya agak diharamkan di saat dominasi politik supremasi sipil.
Kondisi Kegaduhan di Thailand
Saat ini, pemerintahan Thailand dipimpin oleh Perdana Menteri Prayuth Chan-O-Cha yang mulai memimpin sejak 2014 melalui kudeta militer. Dimana kudeta tersebut berhasil menggulingkan pemerintahan sementara setelah Yingluck Shinawatra.
Gaduh politik yang terjadi di Thailand tersebut akhirnya berujung pada penggulingan pemerintahan yang seolah menjadi suatu hal yang biasa di Thailand. Sejak tahun 1932, Thailand memang sudah mengalami kudeta sebanyak 19 kali. Situasi tersebut biasanya membuat para investor merasa cemas dan akhirnya menghindar.
Akan tetapi hal tersebut justru sama sekali berbeda dengan ekonomi Thailand. Meski negara ini dihiasi oleh sejarah kudeta, namun para investor justru tetap bersedia masuk. Bahkan pada tahun 2017 lalu, nilai investasi asing pada sektor riil yang masuk ke Thailand sebesar US$ 7,94 Miliar atau mengalami kenaikan sebesar 159,34% daripada tahun sebelumnya.
Selain investor, wisatawan asing juga tetap berdatangan dari berbagai penjuru untuk menikmati liburan di Thailand. Berdasarkan data yang diberikan tahun 2018, rata-rata jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Thailand mencapai 3,13 juta orang dalam satu tahun. Hal tersebut membuktikan bahwa panasnya suhu politik serta pemerintahan di Thailand ternyata tidak menyurutkan perkembangan ekonominya.
Bahkan industri manufaktur di negara tersebut juga terus mengalami perkembangan hingga menjadikan Thailand sebagai hub industri otomotif di ASEAN.
Alasan ekonomi Thailand yang terus membaik
Lalu kenapa kondisi ekonomi Thailand tetap stabil dan terus mengalami perkembangan di tengah kegaduhan politik? Berikut alasannya:
- Pemerintah Thailand yang Sangat Memperhatikan Infrastruktur
Pemerintah Thailand siapapun yang memimpin selalu memiliki perhatian yang besar terhadap pengembangan infrastruktur. Dengan adanya pembangunan infrastruktur maka ekonomi Thailand semakin efisien serta tidak ada lagi ekonomi biaya tinggi yang disebabkan oleh masalah distribusi. Selain itu, Thailand juga melakukan pengembangan kawasan industri yang lokasinya dekat dengan fasilitas transportasi. Contohnya, pembangunan gudang dan pabrik dilakukan di dekat pelabuhan. Hal ini menjadikan industri manufaktur mengalami perkembangan yang begitu pesat.
- Keseriusan Mengembangkan Pariwisata
Thailand berhasil mengemas beragam destinasi wisata secara lebih menarik dan ditunjang oleh promosi yang mengglobal. Selain itu infrastruktur penunjang pariwisata juga dikerjakan secara serius agar para turis semakin termanjakan. Seperti pembangunan bandara, jalur kereta api yang maju, jalan raya hingga jalan layang susun. Infrastruktur itulah yang menjadikan wisatawan semakin betah dan nyaman selama berada di Thailand.
- Eksistensi Raja Sebagai Pemersatu Negara
Perkembangan ekonomi Thailand salah satunya juga dipengaruhi oleh eksistensi Raja yang menjadi simbol serta pemimpin negara. Meskipun pemerintahan Thailand tumbang dan politiknya sering gaduh, namun akhirnya semua itu akan reda sesuai titah dari Sang Raja. Ketika Raja telah memberikan restu, maka sebuah pemerintahan baru bisa terbentuk.
Melalui penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Thailand merupakan negara yang mengalami perkembangan ekonomi yang begitu pesat. Meski badai politik sering menghantam Thailand, namun ekonomi Thailand tetap tangguh dan bertahan. Bahkan masih banyak investor maupun wisatawan asing yang selalu tertarik untuk berkunjung ke Thailand karena negara ini memiliki potensi ekonomi yang sangat luar biasa. Tentu keadaan ekonomi tersebut bisa menjadi contoh bagi negara-negara lainnya termasuk Indonesia.
